Gili Banta merupakan objek wisata bawah airyang cocok untuk snorkeling, scuba diving, perahu kaca, wisata pancing dan ski air. Sementara itu, kegiatan wisata di darat yang dapat dilakukan adalah penginapan (bungalow), pondok, areal bermain, taman, dan areal perkemahan.
KKLD Gili Banta ditetapkan berdasarkan SK Bupati No. 08 Tahun 2005, tanggal 02 Januari 2005 sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Gili Banta dengan luas 43.750 ha ini merupakan pulau gersang yang tidak berpenghuni, yang berbatasan langsung dengan laut Flores dan Pulau Komodo.
Pulau ini di kelilingi oleh pantai dan laut dengan beragam biota laut serta terumbu karang beraneka jenis. Arus lautnya sangat ganas, namun pantainya indah dan sering dikunjungi oleh penyu hijau untuk bersarang. Mayoritas pengunjungnya adalah para penyelam yang ingin menyaksikan keindahan bawah lautnya.
Pemandangan bawah laut pulau Gili Banta ini terdiri dari formasi karang dan biota laut termasuk ikan hiu, paus, dan lumba-lumba.
Vegetasi yang banyak ditemui di sekitar KKLD Gili Banta adalah semak belukar dan rumput-rumputan. Di beberapa bagian wilayah pesisir terdapat mangrove berjenis api-api (Avicenna sp) dalam jumlah yang relatif sedikit.
Terumbu karang di sekitar Pulau Gili Banta umumnya terumbu karang pinggiran (fringing reefs) dalam kondisi yang baik.
Adapun beberapa jenis terumbu karang yang terdapat di pulau ini adalah karang meja (Acropora tabulate), karang digitata (Acropora digitata), karang biru (coral heliopora), karang padat (coral massive), karang lingkaran daun (coral foliose), dan karang jamur (coral mushroom).
Rumput laut yang terdapat disela-sela karang didominasi oleh Halodule sp, dan Enhalus acaroids. Sementara biota lain yang berasosiasi dengan karang diantaranya adalah kima (Tridacna sp), lobster (Panulirus spp), bintang laut, ikan kepe-kepe (butterflyfishes), ikan sersan mayor (Damselfishes), dan anomen fish.
Perairan Gili Banta juga merupakan migrasi bagi Cetacean (lumba-lumba dan paus) yang sering terjadi antara bulan Juni-Juli.
KKLD Gili Banta ditetapkan berdasarkan SK Bupati No. 08 Tahun 2005, tanggal 02 Januari 2005 sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah. Gili Banta dengan luas 43.750 ha ini merupakan pulau gersang yang tidak berpenghuni, yang berbatasan langsung dengan laut Flores dan Pulau Komodo.
Pulau ini di kelilingi oleh pantai dan laut dengan beragam biota laut serta terumbu karang beraneka jenis. Arus lautnya sangat ganas, namun pantainya indah dan sering dikunjungi oleh penyu hijau untuk bersarang. Mayoritas pengunjungnya adalah para penyelam yang ingin menyaksikan keindahan bawah lautnya.
Pemandangan bawah laut pulau Gili Banta ini terdiri dari formasi karang dan biota laut termasuk ikan hiu, paus, dan lumba-lumba.
Vegetasi yang banyak ditemui di sekitar KKLD Gili Banta adalah semak belukar dan rumput-rumputan. Di beberapa bagian wilayah pesisir terdapat mangrove berjenis api-api (Avicenna sp) dalam jumlah yang relatif sedikit.
Terumbu karang di sekitar Pulau Gili Banta umumnya terumbu karang pinggiran (fringing reefs) dalam kondisi yang baik.
Adapun beberapa jenis terumbu karang yang terdapat di pulau ini adalah karang meja (Acropora tabulate), karang digitata (Acropora digitata), karang biru (coral heliopora), karang padat (coral massive), karang lingkaran daun (coral foliose), dan karang jamur (coral mushroom).
Rumput laut yang terdapat disela-sela karang didominasi oleh Halodule sp, dan Enhalus acaroids. Sementara biota lain yang berasosiasi dengan karang diantaranya adalah kima (Tridacna sp), lobster (Panulirus spp), bintang laut, ikan kepe-kepe (butterflyfishes), ikan sersan mayor (Damselfishes), dan anomen fish.
Perairan Gili Banta juga merupakan migrasi bagi Cetacean (lumba-lumba dan paus) yang sering terjadi antara bulan Juni-Juli.