Ziarah ke Makam Keramat Batu Layar

Makam Batu Layar berada di atas bukit di belokan Jalan Raya Senggigi yang menghadap ke Pantai Senggigi dan Batu Layar. Makam Batu Layar selama ini menjadi pusat dari seluruh rangkaian kegiatan Lebaran Topat yang dilaksanakan 7 hari setelah Hari Idul Fitri.

Setiap Lebaran Topat, ribuan masyarakat di Pulau Lombok tumpah ruah di sini. Makam ini sering dijadikan tempat berziarah, berdoa, membayar nazar, membaca Surat Yasin, sholawat kepada Nabi Muhammad, termasuk untuk tujuan rekreasi. Makam Batu Layar tidak hanya ramai dikunjungi pada saat Lebaran Topat saja, tetapi juga pada musim haji dan hari-hari libur.

Tempat ini dipercaya sebagai makam penyebar agama Islam di Lombok dan NTB pada zaman Kerajaan Selaparang (sekitar abad ke 16), bernama Sayid Duhri Al Haddad Al Hadrami dari Baghdad. Konon beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Di akhir usianya Syech ingin kembali ke Baghdad. Ketika itu, Beliau duduk di atas batu berbentuk perahu yang konon bisa berlayar. Tiba-tiba datang hujan lebat disertai angin kencang.

Kemudian Syech tidak terlihat lagi dan tidak diketahui apakah Syech itu sudah meninggal atau belum. Hanya kopiah dan sorban miliknya yang ditemukan di atas batu, yang kemudian oleh masyarakat dimakamkan di atas bukit. Sejak itulah, makam tersebut dinamakan Makam Batu Layar.

Di sisi luar bangunan, terdapat ratusan kubur lain, salah satunya makam tokoh agama islam bernama TGH Narudin yang wafat sekitar tahun 1891.

Tradisi lebaran topat di Makam Batu Layar diawali dengan Nyangkar (membasuh wajah anak-anak atau bejamjam) dengan air suci dari Lingkoq (Sumur) Emas di kaki bukit Batu Layar.

Dalam ritual ini harus disiapkan sesajen penginang pidade berisi tokok lekes, jembung kuning tempat ceret, beras kuning, empok-empok dan kejamas, dilanjutkan dengan pembacaan doa dan zikir yang dipimpin oleh Pemangku (Juru Kunci).

Bagi yang mempunyai niat-niat tertentu (besangi) dilakukan dengan cara mengolesi kening dengan sirih yang telah dikunyah (besembek), membasahi bagian kepala dengan air (kejames), dan mengusapkan air ke wajah (beseraup).

Ada juga Ngurisan (mencukur rambut bayi) dan Begibung (makan bersama) ketupat bersama lauknya dengan duduk bersila.

Click to comment