Bendungan Batujai tak lagi hanya bendungan semata, kini sudah menjelma sebagai destinasi wisata yang keindahannya tak kalah dengan tempat wisata lain yang sudah populer lebih dulu. Bendungan ini berada di Desa Batujai, Praya Barat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Bendungan Batujai dibangun di Kali Penujak yang mengalir dari lereng Gunung Kundo dan bermuara di Selat Lombok dengan panjang sungai seluruhnya 54 km dan daerah aliran sungainya seluas 550 km persegi.
Kali Penunjak ini mempunyai karakteristik debit sungai yang cukup besar perbedaannya antara musim hujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau debit rata-ratanya mencapai 0,1 m/det bahkan kurang.
Kondisi inilah yang membuat pemerintah setempat membangun waduk untuk menampung air dan mengairi sawah di Lombok bagian selatan ini. Dengan begitu gagal panen dan kekeringan dapat terhindarkan. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1976.
Secara umum fungsi dari waduk ini adalah untuk irigasi, khususnya bagi daerah Penujak, Setanggor, Darek, Ungga, Rangagata dan sekitarnya. Kedua, sebagai pengendali banjir karena dapat mengatur debit puncak sehingga dapat diperkecil.
Bendungan ini juga dapat difungsikan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui budidaya ikan. Selain sebagai eksosistem ikan tangkapan, Bendungan Batujai juga digunakan sebagai penyedia air minum penduduk sekitar.
Pemerintah Lombok Tengah mengarahkan bendungan ini juga sebagai destinasi wisata. Kegiatan yang bisa dilakukan, pengunjung dapat memancing dan menikmati keindahan suasana alam sekitar.
Fasilitas wisata yang tersedia adalah kolam pemancingan dan warung yang tersedia di sekitar bendungan. Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan domestik pada akhir pekan dan hari libur seperti Idul Fitri, Idul Adha dan tahun baru.
Pemanfaatan bendungan sebagai tempat wisata memang sudah tidak asing lagi. Selain bendungan Batujai, bendungan lain yang juga difungsikan serupa adalah Bendungan Pengga yang ada di desa Pelambik, Praya Barat.
Kondisi bendungan ini masih tetap terawat dan menjadi destinasi wisata yang tidak akan mengecewakan. Konstruksi bendungan menggunakan beton bertulang yang kokoh.
Bendungan Batujai dibangun di Kali Penujak yang mengalir dari lereng Gunung Kundo dan bermuara di Selat Lombok dengan panjang sungai seluruhnya 54 km dan daerah aliran sungainya seluas 550 km persegi.
Kali Penunjak ini mempunyai karakteristik debit sungai yang cukup besar perbedaannya antara musim hujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau debit rata-ratanya mencapai 0,1 m/det bahkan kurang.
Kondisi inilah yang membuat pemerintah setempat membangun waduk untuk menampung air dan mengairi sawah di Lombok bagian selatan ini. Dengan begitu gagal panen dan kekeringan dapat terhindarkan. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1976.
Secara umum fungsi dari waduk ini adalah untuk irigasi, khususnya bagi daerah Penujak, Setanggor, Darek, Ungga, Rangagata dan sekitarnya. Kedua, sebagai pengendali banjir karena dapat mengatur debit puncak sehingga dapat diperkecil.
Bendungan ini juga dapat difungsikan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui budidaya ikan. Selain sebagai eksosistem ikan tangkapan, Bendungan Batujai juga digunakan sebagai penyedia air minum penduduk sekitar.
Pemerintah Lombok Tengah mengarahkan bendungan ini juga sebagai destinasi wisata. Kegiatan yang bisa dilakukan, pengunjung dapat memancing dan menikmati keindahan suasana alam sekitar.
Fasilitas wisata yang tersedia adalah kolam pemancingan dan warung yang tersedia di sekitar bendungan. Tempat ini ramai dikunjungi wisatawan domestik pada akhir pekan dan hari libur seperti Idul Fitri, Idul Adha dan tahun baru.
Pemanfaatan bendungan sebagai tempat wisata memang sudah tidak asing lagi. Selain bendungan Batujai, bendungan lain yang juga difungsikan serupa adalah Bendungan Pengga yang ada di desa Pelambik, Praya Barat.
Kondisi bendungan ini masih tetap terawat dan menjadi destinasi wisata yang tidak akan mengecewakan. Konstruksi bendungan menggunakan beton bertulang yang kokoh.