Desa Tepal

Desa Tepal terletak di puncak tertinggi Sumbawa Besar, tepatnya di pegunungan Batu Lanteh pada ketinggan ± 900 meter dpl. Desa ini adalah salah satu desa yang selamat dari letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Di sini adalah tempat bermukim Suku Samawa yang masih memegang teguh tradisi para leluhurnya.

Untuk menuju Desa Tepal harus menggunakan kendaraan off-road bermesin 4x4, karena desa ini dikelilingi hutan lebat dan jurang menganga dengan kemiringan hampir 70 derajat. Meskipun demikian, hawa yang sejuk dan hijau serta nuansa etnik penduduknya membuat desa ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Asal-usul desa berjuluk atap langit Pulau Sumbawa ini dimulai saat empat kelompok yang disebut Mule Kamuya mendiami wilayah Desa Kepal, yaitu Malengke, Malempe, Padesa dan Tebas. Jejak kelompok ini dapat dilihat pada situs batu bertulis dan makam keramat yang berada di tengah hutan.

Desa Kepal dipimpin oleh seorang dukun (Pasung Kepal), yang merupakan penasehat Raja Sumbawa. Oleh sebab itu, orang Kepal sangat dihormati. Seiring waktu sebutan Kepal berubah menjadi Tepal. Di desa ini juga pernah lahir seorang ulama pemimpin tarekat Qodiriah dan pengarang kitab Sirajul Huda, yakni Syeikh Muhammad Zainuddin bin Muhammad Badawi as-Sumbawi (Syeikh Zainudin Tepal).

Penduduk Desa Tepal tinggal di rumah panggung yang di bagian kolongnya digunakan untuk kandang hewan ternak atau untuk menyimpan kayu bakar. Rumahrumah panggung dan lumbung padi beratap santek yang terbuat dari jalinan bambu. Listrik desa dipasok dari pembangkit listrik tenaga air dan tenaga surya. Air bersihnya bersumber dari Gunung Batu Lanteh. Untuk memasak, penduduk masih menggunakan tungku kayu bakar.

Desa Tepal adalah salah satu daerah penghasil kopi robusta terbesar dan terbaik di Sumbawa. Di desa ini, wisatawan yang berkunjung dapat menikmati sensasi memetik kopi. Meskipun saat ini jeep hardtop dan motor trail digunakan untuk mengangkut bahan bangunan, tetapi kuda dan pedati masih bisa dijumpai untuk mengangkut hasil panen kopi dan hasil bumi lainnya ke pasar desa.

Click to comment