Museum Negeri Nusa Tenggara Barat

Museum Negeri Nusa Tenggara Barat atau Museum Nusa Tenggara Barat resmi dibuka pada tanggal 23 Januari 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Museum ini mempunyai 7.387 koleksi berupa koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi dan kemarik.

Jenis koleksi itu ditata berdasarkan unsur kebudayaannya seperti bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem teknologi, sistem etnik, Sasak dan Bali di pulau Lombok dan etnik Sumbawa dan Mbojo yang mendiami Sumbawa.

Ruang Pamer Utama, berisi perlengkapan acara kematian seperti kain usap, tambok atau tempat air, pedupaan sebagai tempat membakar kemenyan, kain kafan, kain kelambu, dan ceret untuk membawa air ke kuburan yang tertata di dalam lemari kaca.

Museum juga memajang koleksi benda-benda upacara perkawinan, seperti ider-ider sebagai perhiasan, kain umbaq sebagai olen-olen dalam upacara sorong serah dan lingga kapanca sebagai perlengkapan perkawinan di Bima. Ada juga pameran busana pengantin tradisional dari suku Sasak dan Sumbawa.

Museum ini juga menyimpan sekitar 1.700 naskah. Beberapa diantaranya masih menggunakan daun lontar dan kertas. Naskah yang tertuang dalam bahasa kawi, saka dan melayu ini terdiri dari berbagai jenis seperti babad (catatan sejarah masa lalu), suluk (naskah tentang ilmu tasawuf), naskah yang berisi tentang pengetahuan (perbintangan, arsitektur, pertanian), naskah husada (berisi tentang kesehatan) dan naskah sastra.

Untuk mensosialiasikan naskah-naskah ini pengelola museum berinisiatif untuk menggelar acara rutin bertitel “Pepaosan” artinya pembacaan naskah lontar yang diadakan di lobby museum. Selain itu, cara ini dilakukan agar generasi muda dapat mengapresiasi naskah kuno warisan bangsa.

Fasilitas penunjang:

  • Hotel dan penginapan
  • Halte taxi
  • Supermarket (pusat perbelanjaan)
  • Area parkir kendaraan luas

Click to comment