Kawasan Pantai Kolo dan sekitarnya memiliki pemandangan alamnya indah, deburan ombaknya menggoda dengan gulungan beruntun ombak di pesisir pantai.
Bagi banyak warga Bima, Kolo dikenal sebagai kawasan perdagangan barang-barang second yang berasal dari Singapura, Taiwan dan Hongkong.
Di samping itu, Kolo hanyalah salah satu dari wilayah yang ada dipesisir kota Bima yang berjejer ke arah utara. Kawasan wisata Kolo merupakan rangkaian dari Pantai Ule, Pantai Soronehe, Pantai So Pancala, Pantai Sanumbe, Pantai So Ati, Pantai Songgela, Pantai Bonto, Pantai Sanggopa, dan Pantai Temba Kolo.
Pantai Sanggopa diibaratkan bak saudara kembar Pantai Phi Phi Thailand dengan air kehijauan dan pasir putih bercampur pasir besi hitam. Irisan tebing cadas menghiasi dan menambah indah pesona pantai. Memiliki terumbu karang yang sehat dan spot champing yang menarik untuk disinggahi. Kembarannya Pantai Phi Phi Thailand juga terdapat di So Sanumbe Kolo.
Kawasan Pantai Kolo dan sekitarnya masuk dalam Pengembangan Wisata Pesisir Koridor VII.
Sepanjang jalan menuju Kawasan Kolo, pengunjung akan menikmati pemandangan yang eksotik. Biru laut membentang memanjakan mata. Dari bukit sebelah kanan jalur dan di seberang terdapat Pulau Kambing yang serta jejeran bukit serta pegunungan Soromandi dan Donggo yang begitu elok. Bagi pencinta wisata adventure (petualang), pantai yang membentang sepanjang Ule hingga Kolo adalah “surga” yang menawan.
Panorama Kawasan Pantai Kolo dan sekitarnya didukung dengan keindahan bawah laut yang cocok untuk tempat snorkling dan diving.
Pulau ini sempat dibom oleh pesawat tempur Jepang terhadap thn 1944 sbg satu buah peringatan dari Pemerintah Kolonial Jepang bahwa Tentara Dai Nipon disaat itu dapat menginjakkan kaki di Bima. Pemboman Nisa ini lumayan menciptakan warga Bima gugup sebab bunyi ledakan itu amat keras serta penduduk Bima baru mula-mula kali mendengar serta merasakan dengan cara apa letusan Bom. Pengeboman juga sebagai peringatan dari Jepang itu tak hingga meluluhlantahkan pulau serta tangki-tangki minyak peninggalan Belanda. Sebab sampai sekarang ini tangki minyak itu tetap ada, biarpun dalam kondisi yg udah karat serta termakan umur.
Teluk Bima yg membentang sejak mulai dari Lewa Mori, Kalaki, Oi Niu, Panda, Lawata, Ama Hami sampai Kolo serta sebahagian kecamatan Soromandi & Bolo. Teluk Bima ini letaknya tak terlampaui jauh dari pusat kota Bima, serta berapa di posisi sebelah Barat kota Bima, amat enteng utk menemukannya, sebab di sekitar tempat Teluk Bima ini ada sangat banyak pantai-pantai yg pass ternama di kota Bima, & oleh sebab itu pasti jalan utk mampu hingga ke area Teluk Bima ini pula telah cukup bagus.
Bagi banyak warga Bima, Kolo dikenal sebagai kawasan perdagangan barang-barang second yang berasal dari Singapura, Taiwan dan Hongkong.
Di samping itu, Kolo hanyalah salah satu dari wilayah yang ada dipesisir kota Bima yang berjejer ke arah utara. Kawasan wisata Kolo merupakan rangkaian dari Pantai Ule, Pantai Soronehe, Pantai So Pancala, Pantai Sanumbe, Pantai So Ati, Pantai Songgela, Pantai Bonto, Pantai Sanggopa, dan Pantai Temba Kolo.
Pantai Sanggopa diibaratkan bak saudara kembar Pantai Phi Phi Thailand dengan air kehijauan dan pasir putih bercampur pasir besi hitam. Irisan tebing cadas menghiasi dan menambah indah pesona pantai. Memiliki terumbu karang yang sehat dan spot champing yang menarik untuk disinggahi. Kembarannya Pantai Phi Phi Thailand juga terdapat di So Sanumbe Kolo.
PANTAI BONTO
Pantai Bonto memiliki terumbu karang yang cukup sehat dan tersebar. Beragam biota dan anemon disertai ikan kecil berwarna warni dapat dijumpai pada jarak 20 sampai 40 meter dari bibir pantai. Pantai ini sangat cocok dijadikan spot snorkling. Pesisir Pantai Bonto juga menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan. Keindahan pemandangan perbukitan seberang (Soromandi dan Donggo), rindang pepohonan, dan biota laut menjadi daya tarik tersendiri.PANTAI SORONEHE
Pantai Soronehe adalah pantai yang masih alami yang tersembunyi dibalik tebing Sanumbe dan menjadi batas bibir pantai utara Kota Bima dan Kabupaten Bima. Di sana terhampar pasir putih dan tumbuh ribuan pohon kelapa. Spot snorkling Soronehe merupakan spot snorkling terbaik di Bima, dengan air yang tidak terlalu deras, tidak terlalu dalam, tidak memiliki palung serta cukup banyak biota laut yang hidup. Tidak saja untuk snorkling, namun Soronehe punya spot diving terbaik yang dimiliki Bima. Areal Diving Soronehe I letaknya berdekatan dengan tebing menyebabkan arusnya cukup tenang. Memiliki gugus karang yang sehat dan besar dengan ribuan ikan yang berenang di sekitarnya. Spot Diving Soronehe II berada pada bagian cekungan yang berarus lebih tenang lagi dari spot diving yang pertama, namun memiliki susunan karang dan anemon yang tidak kalah hebatnya.PANTAI TEMBA KOLO
Pantai Temba Kolo memiliki nilai historis dalam beberapa Legenda Sang Bima maupun Kisah ‘Fare Pidu’ (Tujuh Bidadari). Temba Kolo diartikan sebagai Sumur Bidadari, terletak diceruk Gunung Karai yang konon menjadi cikal bakal Desa Kolo. Ditambah adanya batu jelmaan bidadari yang memiliki pesona mistik tersendiri bagi masyarakat yang semakin mensugesti bahwa Kolo adalah Pantainya Para Bidadari dari Surga.PANTAI SO PANCALA
Pantai So Pancala memiliki spot snorkling andalan untuk sementara ini karena memiliki terumbu karang yang indah dan ikan hias berwarna warni yang bergerak lincah di kedalaman air.Kawasan Pantai Kolo dan sekitarnya masuk dalam Pengembangan Wisata Pesisir Koridor VII.
Sepanjang jalan menuju Kawasan Kolo, pengunjung akan menikmati pemandangan yang eksotik. Biru laut membentang memanjakan mata. Dari bukit sebelah kanan jalur dan di seberang terdapat Pulau Kambing yang serta jejeran bukit serta pegunungan Soromandi dan Donggo yang begitu elok. Bagi pencinta wisata adventure (petualang), pantai yang membentang sepanjang Ule hingga Kolo adalah “surga” yang menawan.
Panorama Kawasan Pantai Kolo dan sekitarnya didukung dengan keindahan bawah laut yang cocok untuk tempat snorkling dan diving.
TELUK BIMA
Ditengah teluk ini ada satu buah pulau mungil yg dinamakan Nisa To’i atau pula dikenal bersama Pulau Kambing. Disebut pulau kambing, konon terhadap era dulu, pulau mungil ini yakni ruang pelepasan kambing raja atau sultan Bima. Penduduk Mbojo menyebutkan pula pulau mungil di tengah teluk Bima ini bersama Nisa. Dalam Bahasa Mbojo Nisa yakni pulau. Beberapa Orang Donggo disebelah barat teluk Bima menyebutnya bersama Nisa To’i. Nisa (Pulau) ini menaruh kenangan & romantika histori Bima yg dapat selalu dikenang sepanjang musim. Kepada era penjajahan, Pemerintah Kolonial Belanda mendiriikan area pengisian bahan bakar maka hingga disaat ini masihlah terdapat tangki minyak peninggalan era perang dunia ke-2 tersebut.Pulau ini sempat dibom oleh pesawat tempur Jepang terhadap thn 1944 sbg satu buah peringatan dari Pemerintah Kolonial Jepang bahwa Tentara Dai Nipon disaat itu dapat menginjakkan kaki di Bima. Pemboman Nisa ini lumayan menciptakan warga Bima gugup sebab bunyi ledakan itu amat keras serta penduduk Bima baru mula-mula kali mendengar serta merasakan dengan cara apa letusan Bom. Pengeboman juga sebagai peringatan dari Jepang itu tak hingga meluluhlantahkan pulau serta tangki-tangki minyak peninggalan Belanda. Sebab sampai sekarang ini tangki minyak itu tetap ada, biarpun dalam kondisi yg udah karat serta termakan umur.
Teluk Bima yg membentang sejak mulai dari Lewa Mori, Kalaki, Oi Niu, Panda, Lawata, Ama Hami sampai Kolo serta sebahagian kecamatan Soromandi & Bolo. Teluk Bima ini letaknya tak terlampaui jauh dari pusat kota Bima, serta berapa di posisi sebelah Barat kota Bima, amat enteng utk menemukannya, sebab di sekitar tempat Teluk Bima ini ada sangat banyak pantai-pantai yg pass ternama di kota Bima, & oleh sebab itu pasti jalan utk mampu hingga ke area Teluk Bima ini pula telah cukup bagus.