Makam Selaparang terletak di Kampung Presak, Desa Selaparang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, atau sekitar 55 kilometer dari Kota Mataram. jalannya yang mulus, membuat lokasi wisata sejarah di Lombok Timur ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor jenis apapun.
Makam Selaparang termasuk monumen peninggalan sejarah dan purbakala yang sudah tidak digunakan sebagaimana fungsinya sebagai tempat pemakaman, sehingga diklasifikasikan sebagai dead monument.
Kompleks Makam Selaparang, atau masyarakat setempat menyebut Makam Keramat Raja Selaparang, memiliki fungsi sosial yang penting sebagai tempat berziarah masyarakat. Hal ini bisa di lihat pada waktu-waktu tertentu, terutama pada musim keberangkatan jemaah Haji ke Mekkah, banyak masyarakat yang ziarah ke Makam Selaparang. Tradisi ini masih tetap berlanjut hingga sekarang.
Dari tinjauan sejarah, zaman dahulu Selaparang merupakan sebuah kerajaan besar di Lombok yang banyak di kenal, baik di pulau Lombok maupun di luar daerah. Nama Selaparang hingga sekarang juga masih tetap lestari menjadi nama Desa Selaparang, tempat Makam Selaparang berada.
Ada dua kompleks makam di Desa Selaparang, yaitu Makam Keramat Selaparang dan Makam Tanjung. “Kedua kompleks makam ini oleh masyarakat Pulau Lombok di percaya sebagai tempat pemakaman bagi Raja-Raja Selaparang,”
Di dalam kompleks Makam Keramat Selaparang itu juga ada sebuah batu nisan bertuliskan huruf Arab dan huruf-huruf lain yang merupakan peralihan dari huruf Jawa kuno ke huruf Bali.
Inskripsi tersebut terdiri dari lima baris yang terpahat di batu nisan makam dalam bentuk relief timbul berbunyi: La Ilaha Ilallah (baris pertama), Wa Muhammadun Rasul (baris kedua), Ulla Maesan (baris ketiga), Gagawean (baris keempat), dan Para Yuga (baris kelima).
Kalau di lihat dari tipologinya, bagian terbesar dari batu nisan di Makam Selaparang itu hampir sama dengan bentuk-bentuk makam yang ada di daerah Aceh, Banten, dan Madura yang berasal dari abad 16 dan 17 Masehi.
Makam Selaparang termasuk monumen peninggalan sejarah dan purbakala yang sudah tidak digunakan sebagaimana fungsinya sebagai tempat pemakaman, sehingga diklasifikasikan sebagai dead monument.
Kompleks Makam Selaparang, atau masyarakat setempat menyebut Makam Keramat Raja Selaparang, memiliki fungsi sosial yang penting sebagai tempat berziarah masyarakat. Hal ini bisa di lihat pada waktu-waktu tertentu, terutama pada musim keberangkatan jemaah Haji ke Mekkah, banyak masyarakat yang ziarah ke Makam Selaparang. Tradisi ini masih tetap berlanjut hingga sekarang.
Dari tinjauan sejarah, zaman dahulu Selaparang merupakan sebuah kerajaan besar di Lombok yang banyak di kenal, baik di pulau Lombok maupun di luar daerah. Nama Selaparang hingga sekarang juga masih tetap lestari menjadi nama Desa Selaparang, tempat Makam Selaparang berada.
Ada dua kompleks makam di Desa Selaparang, yaitu Makam Keramat Selaparang dan Makam Tanjung. “Kedua kompleks makam ini oleh masyarakat Pulau Lombok di percaya sebagai tempat pemakaman bagi Raja-Raja Selaparang,”
Di dalam kompleks Makam Keramat Selaparang itu juga ada sebuah batu nisan bertuliskan huruf Arab dan huruf-huruf lain yang merupakan peralihan dari huruf Jawa kuno ke huruf Bali.
Inskripsi tersebut terdiri dari lima baris yang terpahat di batu nisan makam dalam bentuk relief timbul berbunyi: La Ilaha Ilallah (baris pertama), Wa Muhammadun Rasul (baris kedua), Ulla Maesan (baris ketiga), Gagawean (baris keempat), dan Para Yuga (baris kelima).
Kalau di lihat dari tipologinya, bagian terbesar dari batu nisan di Makam Selaparang itu hampir sama dengan bentuk-bentuk makam yang ada di daerah Aceh, Banten, dan Madura yang berasal dari abad 16 dan 17 Masehi.