Situs Ai Renung berupa sarkofagus (peti batu) peninggalan peradaban megalitikum (2000 SM) berada di areal persawahan Ai Renung. Ai Renung berarti air yang keluar dari akar pohon kapuk dan menjadi sumber air bagi penduduk di masa itu. Menurut cerita masarakat Batu Tering, Ai Renung adalah nama sebuah desa yang juga merupakan bekas pusat kerajaan. Desa ini juga disebut Desa Loka’ atau Desa Talo.
Selain Situs Ai Renung di Batu Tering, di wilayah ini telah ditetapkan situs purbakala lainnya, yaitu Situs Raboran di Sebasang; serta Situs Tarakin I, Tarakin II, dan Lutuk Batu Peti di Kuang Amo. Situs Ai Renung ditemukan pada tahun 1971 oleh Haji Dinollah Rayes dan Drs. Made Purusa. Sarkofagus yang ditemukan berjumlah tujuh buah dan diperkirakan merupakan kuburan Raja Datu Ai Renung dan keluarganya.
Wadah dan penutup sarkofagus Ai Renung terbuat dari batu berbentuk atap rumah dengan dengan tonjolan mirip kepala manusia. Sarkofagus ini dilengkapi dengan pahatan bergambar binatang melata dan manusia yang memperlihatkan alat kelaminnya. Pahatan binatang melata berhubungan dengan alam arwah. Manusia melambangkan pencegahan bahaya. Sedangkan alat kelamin manusia melambangkan kesuburan. Sarkofagus Ai Renung dinyatakan satu-satunya temuan di Indonesia dan dunia yang menunjukkan tingginya peradaban manusia.
Di Batu Tering juga ditemukan beberapa batu berbentuk khas masa paleolitikum seperti kapak berimbas, kapak penetak, pahat genggam, serta peralatan dari batu yang berfungsi untuk mengapak, membelah, mengiris, dan lain sebagainya.
Selain di Desa Batu Tering, di Desa Lebin Mekar Kecamatan Ropang telah ditemukan juga Sarkofagus Batu Surat, Batu Pengantin, Batu Telapak Kaki, dan batu bekas tempat duduk (Lutuk Dea Lebin Kuasa) salah satu penguasa lokal yang diyakini oleh masyarakat setempat bernama Dea Lebin Kuasa. Ditemukan pula dua buah gua dengan beberapa kamar di dalamnya, deretan batu berbentuk kubah masjid di dalam salah satu gua, staglatit kristal yang menggantung, serta dua kompleks kuburan tua yang tertera tulisan Satera Jontal di batu nisannya.
Selain Situs Ai Renung di Batu Tering, di wilayah ini telah ditetapkan situs purbakala lainnya, yaitu Situs Raboran di Sebasang; serta Situs Tarakin I, Tarakin II, dan Lutuk Batu Peti di Kuang Amo. Situs Ai Renung ditemukan pada tahun 1971 oleh Haji Dinollah Rayes dan Drs. Made Purusa. Sarkofagus yang ditemukan berjumlah tujuh buah dan diperkirakan merupakan kuburan Raja Datu Ai Renung dan keluarganya.
Wadah dan penutup sarkofagus Ai Renung terbuat dari batu berbentuk atap rumah dengan dengan tonjolan mirip kepala manusia. Sarkofagus ini dilengkapi dengan pahatan bergambar binatang melata dan manusia yang memperlihatkan alat kelaminnya. Pahatan binatang melata berhubungan dengan alam arwah. Manusia melambangkan pencegahan bahaya. Sedangkan alat kelamin manusia melambangkan kesuburan. Sarkofagus Ai Renung dinyatakan satu-satunya temuan di Indonesia dan dunia yang menunjukkan tingginya peradaban manusia.
Di Batu Tering juga ditemukan beberapa batu berbentuk khas masa paleolitikum seperti kapak berimbas, kapak penetak, pahat genggam, serta peralatan dari batu yang berfungsi untuk mengapak, membelah, mengiris, dan lain sebagainya.
Selain di Desa Batu Tering, di Desa Lebin Mekar Kecamatan Ropang telah ditemukan juga Sarkofagus Batu Surat, Batu Pengantin, Batu Telapak Kaki, dan batu bekas tempat duduk (Lutuk Dea Lebin Kuasa) salah satu penguasa lokal yang diyakini oleh masyarakat setempat bernama Dea Lebin Kuasa. Ditemukan pula dua buah gua dengan beberapa kamar di dalamnya, deretan batu berbentuk kubah masjid di dalam salah satu gua, staglatit kristal yang menggantung, serta dua kompleks kuburan tua yang tertera tulisan Satera Jontal di batu nisannya.