Desa Ranggo Pajo

Desa Ranggo, Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat ditetapkan sebagai desa budaya, selain karena desa tersebut secara historis merupakan desa tertua di daerah ini juga banyak tradisi lama yang masih di pertahankan.
Desa Ranggo Pajo
Masyarakat di di Desa Ranggo hingga kini masih mempertahankan adat istiadat serta kesenian warisan leluhur. diantaranya, kesenian "Manca Balemba" (berbalas pantun), tradisi "Kareku Kandai" (memukul lesung untuk mengumumkan upacara adat dan hajatan), "Pati Cili" (petak umpet) dan "Rawa Mbojo" (lagu-lagu daerah etnis Dompu dan Bima dengan iringan biola).

Desa Ranggo memiliki beberapa fasilitas yang cukup lengkap yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Yayasan Al-Kautsar yang menyelenggarakan pendidikan mulai dari MI, MTs dan Aliyah serta memiliki koperasi simpan pinjam. Letak dari sekolah tersebut berada di sekitar perumahan penduduk sehingga memudahkan masyarakat karena tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk transportasi.

Selain fasilitas pendidikan, Desa Ranggo juga memiliki beberapa fasilitas lain yaitu lapangan sepak bola, kantor urusan agama, masjid raya, pegadaian, dan gedung tenun untuk kerajinan tenun ikat. Tenun ikat di Desa Ranggo merupakan kerajinan tenun ikat satu-satunya yang ada di Kabupaten Dompu.

Wisatawan lokal dan mancanegara yang ke Kabupaten Dompu dan kawasan wisata Lakey banyak yang mampir di kerajinan tenun ikat ini untuk membeli kain tenun sebagai oleh-oleh dan kenangkenangan untuk dibawa pulang.

Desa Ranggo dilihat dari keadaan sosial masyarakat juga masih menjunjung tinggi budaya gotong royong dalam segala kegiatan masyarakat. Di Desa Ranggo banyak terdapat kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan.

Selain itu ada juga karang taruna, kelompok penjaga keamanan, koperasi simpan pinjam, dll. Desa Ranggo juga merupakan desa yang cukup aman karena sangat jarang terjadi perselisihan diantara warga serta tidak ada terjadi masyarakat yang kemalingan.

Click to comment