Kawasan Asi Mbojo (Istana Bima)

Asi Mbojo adalah istana yang bergaya Eropa dengan luas tanah 30,728 m2 (167 x 184) dan bangunan 824 m2 (6 x 18). yang mulai di bangun pada tahun 1927 yang di rancang oleh arsitek Ambon Rehatta, dan berubah menjadi Istana Kesultanan Bima pada tahun 1929, dan berubah setatus menjadi museum pada tahun 1989, serta pada bulan Maret 2008 menjadi UPTD Museum Asi Mbojo.

Bangunan museum ini dahulunya memang merupakan istana Kesultanan Bima yang megah. Namun pada tahun 1952, Kesultanan Bima mengalami akhir masa kejayaannya. Artsitektur bangunan asli istana ini merupakan perpaduan antara arsitektur Mbojo dengan Belanda. Sekarang Asi Mbojo merupakan salah satu peninggalan arkeolog yang awalnya merupakan tempat tinggal Raja-raja Bima yang dlu pernah berubah-ubah fungsi dari barak tentara, kantor ruang kerja dan terakhir (saat ini) sebagai Museum Asi Mbojo yang berfungsi sebagai tempatpenyimpanan benda-benda peninggalan kerajaan Bima.

Kawasan di sekitar museum ini memiliki pemandangan yang indah, hijau dan sejuk karena banyak ditumbuhi oleh pepohonan terutama pohon palem. Selain itu, terdapat masjid tua di sebelah bangunan utama yang bernama Masjid Muhammad Salahuddin Bima yang dibangun pada tahun 1872. Terdapat pula meriam tua peninggalan Belanda.

Museum ini menyimpan sebagian koleksi Kesultanan Bima saja karena sebagian koleksi lainnya disimpan oleh keluarga Sultan. Koleksi kesultanan tersebut antara lain berupa mahkota, senjata, perhiasan, alat-alat upacara dan peralatan makan yang terbuat dari emas dan perak. Benda koleksi lainnya berupa flora dan fauna, benda-benda geologi dan berbagai peralatan untuk upacara kehamilan, kelahiran, pernikahan dan kematian. Di antara keseluruhan benda sejarah tersebut, mahkota sultan yang terbuat dari emas dan sebuah parang tua yang diukir pada masa Kerajaan Majapahit yang disebut dengan nama Gunti Rante merupakan benda koleksi yang paling populer dan banyak diminati untuk disaksikan oleh para pengunjung museum ini.

Click to comment