Makam Datu Seran adalah makam yang telah berumur ribuan tahun. Letaknya berada pada daerah lembah dengan beberapa perbukitan dan sebuah sungai yang melintas di sebelah utara. Luas keseluruhan kompleks makam adalah ± 60 m². Kompleks pemakaman ini sudah banyak yang tertimbun tanah akibat tergerus air. Bentuk nisannya mewakili ciri tiga generasi yang menguasai Sumbawa, yaitu Hindu, Budha dan Islam. Bentuk nisan yang berstupa adalah peninggalan Budha. Bentuk nisan yang runcing adalah Hindu. Dan nisan yang berbentuk sederhana adalah Islam. Makam Datu Seran berada di dalam sebuah rumah kecil yang telah direnovasi oleh Pemerintah Daerah sebagai lokasi pemakaman bersejarah.
Datu Seran adalah Raja Seran Kerajaan Seran yang berdiri sejak abad ke-13. Pada tahun 1623, di bawah pemerintahan Raja Goa I Mangarangi Daeng Manrabia, Sultan Alauddin TU Menanga RI Gaukanna, Kerajaan Seran bersatu bersama tujuh kerajaan satelit lainnya, yaitu Kerajaan Utan Kadali, Taliwang, Jereweh, Ngali, Sampar Samulan, Gunung Galesa, dan Gunung Setia. Dari kedelapan kerajaan ini, lima diantaranya merupakan kerajaan tertua, salah satunya Kerajaan Seran. Kerajaan Seran pada saat itu sangat diperhitungkan oleh nusantara. Dalam kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, Kerajaan Seran disebut setidaknya dua kali. Datu Seran juga terkenal dengan kekuatannya yang dahsyat. Konon, Kerajaan Seran ini masih ada, tetapi telah dipindahkan ke alam lain demi keamanan dan kelanjutan kerajaan.
Kompleks pemakaman ini terkesan angker dengan pohon-pohon besar yang mengelilinginya. Ditunjang pula dengan lokasinya dipinggir hutan menambah suasana hening dan dingin. Konon, makam Datu Seran tidak berani dilewati oleh binatang-binatang, bahkan burung-burung yang berterbangan di atas makam Datu Seran akan jatuh dan mati tepat di atas makam.
Akses menuju pemakaman ini masih tergolong susah karena belum ditunjang dengan infrastruktur jalan yang memadai karena masih berupa jalan setapak melintasi areal persawahan warga dan menembus hutan.
Datu Seran adalah Raja Seran Kerajaan Seran yang berdiri sejak abad ke-13. Pada tahun 1623, di bawah pemerintahan Raja Goa I Mangarangi Daeng Manrabia, Sultan Alauddin TU Menanga RI Gaukanna, Kerajaan Seran bersatu bersama tujuh kerajaan satelit lainnya, yaitu Kerajaan Utan Kadali, Taliwang, Jereweh, Ngali, Sampar Samulan, Gunung Galesa, dan Gunung Setia. Dari kedelapan kerajaan ini, lima diantaranya merupakan kerajaan tertua, salah satunya Kerajaan Seran. Kerajaan Seran pada saat itu sangat diperhitungkan oleh nusantara. Dalam kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, Kerajaan Seran disebut setidaknya dua kali. Datu Seran juga terkenal dengan kekuatannya yang dahsyat. Konon, Kerajaan Seran ini masih ada, tetapi telah dipindahkan ke alam lain demi keamanan dan kelanjutan kerajaan.
Kompleks pemakaman ini terkesan angker dengan pohon-pohon besar yang mengelilinginya. Ditunjang pula dengan lokasinya dipinggir hutan menambah suasana hening dan dingin. Konon, makam Datu Seran tidak berani dilewati oleh binatang-binatang, bahkan burung-burung yang berterbangan di atas makam Datu Seran akan jatuh dan mati tepat di atas makam.
Akses menuju pemakaman ini masih tergolong susah karena belum ditunjang dengan infrastruktur jalan yang memadai karena masih berupa jalan setapak melintasi areal persawahan warga dan menembus hutan.