Seperti kebanyakan pura-pura di Lombok lainnya, Pura Suranadi dibangun pada abad ke-18. Berbeda dengan pura lainnya di Pulau Lombok, Pura Suranadi memiliki lima pancuran suci.
Kelima pancuran ini bersumber dari Gunung Rinjani dan dari kelima pancuran tersebut pura ini memiliki julukan “Pura Panca Tirta”. Kelima pancuran suci ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang dalam bahasa Sasak disebut “Ngentas Male”.
Masyarakat Hindu percaya bahwa setelah berdoa, kemudian menyucikan diri dengan air dari kelima pancuran tersebut, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru atau “Suranadi”.
Pancuran pertama disebut “air suci pembersih”. Yang kedua disebut “air suci pengentas”. Yang ketiga disebut “air suci pelukatan”, dan yang keempat disebut “air suci petirta”. Untuk mengingat jasa Dang Hyang Nirlata (penyebar ajaran Hindu di Pulau Lombok), umat Hindu di Pulau Lombok bagian Barat mengadakan upacara setiap bulan purnama Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober dan November).
Ada tiga kelompok pura di kawasan Suranadi, yaitu:
Pura Suranadi terbagi menjadi tiga area, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat yang paling suci, karena di pura inilah umat Hindu memanjatkan doa. Sedangkan dua tempat yang lain digunakan untuk aktivitas selain berdoa. Uniknya, Nista Mandala dan Madya Mandala letaknya dipisahkan oleh Jalan Wisata Suranadi.
Kelima pancuran ini bersumber dari Gunung Rinjani dan dari kelima pancuran tersebut pura ini memiliki julukan “Pura Panca Tirta”. Kelima pancuran suci ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang dalam bahasa Sasak disebut “Ngentas Male”.
Masyarakat Hindu percaya bahwa setelah berdoa, kemudian menyucikan diri dengan air dari kelima pancuran tersebut, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru atau “Suranadi”.
Pancuran pertama disebut “air suci pembersih”. Yang kedua disebut “air suci pengentas”. Yang ketiga disebut “air suci pelukatan”, dan yang keempat disebut “air suci petirta”. Untuk mengingat jasa Dang Hyang Nirlata (penyebar ajaran Hindu di Pulau Lombok), umat Hindu di Pulau Lombok bagian Barat mengadakan upacara setiap bulan purnama Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober dan November).
Ada tiga kelompok pura di kawasan Suranadi, yaitu:
- Pura Ulon/Gadoh adalah pura yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Taman Suranadi. Di dalam pura ini terdapat 2 mata air, yakni Panglukatan dan Petirtan.
- Pura Pangentas berada di sebelah barat daya Pura Ulon. Pura ini merupakan pura terkecil terkecil dan paling sederhana dibanding 3 pura lainnya di Suranadi. Di Pura Pangentas terdapat 3 sumber mata air, yakni Pangentas, Panembak dan Tirta Mapepada. Pura ini digunakan sebagai tempat mengambil air saat upacara Pitra Yadnya.
- Pura Pabersihan terletak di 30 meter barat daya Pura Ulon. Pura ini memiliki mata air Pabersihan. Dulu, pura Pabersihan masih berpagar bambu, namun kini sudah berpagar tembok.
Pura Suranadi terbagi menjadi tiga area, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat yang paling suci, karena di pura inilah umat Hindu memanjatkan doa. Sedangkan dua tempat yang lain digunakan untuk aktivitas selain berdoa. Uniknya, Nista Mandala dan Madya Mandala letaknya dipisahkan oleh Jalan Wisata Suranadi.