Liang Petang dalam bahasa Samawa berarti gua gelap atau gua malam. Liang Petang memiliki kedalaman mencapai 80 km dan menyimpan keunikan yang sarat misteri dan dianggap keramat oleh penduduk lokal. Sebelum untuk sampai di pintu gua, pengunjung harus melewati Tiu Sekat (sungai yang sempit) yang diapit tebing batu cadas, air sungainya berwarna hijau berkilauan. Sekanjutnya mendaki bukit serta menembus hutan dan padang savana selama ± 25 menit.
Mulut gua tidak terlalu besar, tetapi di dalamnya terdapat banyak ruangan yang cukup luas. Di dalam gua erdapat stalagmit dan stalaktit yang merupakan fenomena alam yang sangat mempesona. Ornamen cantik stalagmit dan staglamit di dalam gua ini merupakan yang terbaik di Indonesia. Dengan bentuk yang bervariasi dan unik, semua yang ada di dalam tempat ini mempunyai nilai yang tak tertandingi.
Gua ini diduga pernah menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Sumbawa karena di dalamnya terdapat bilik-bilik yang pernah dihuni. Berdasarkan cerita rakyat Batu Tering, konon gua ini dijadikan tempat pelarian dan persembunyian para penyiar Islam. Selain itu, di dalam gua terdapat Batu Mayat yang menyerupai jasad dua orang manusia terbaring berdampingan di bawah langit-langit goa. Di dalam goa juga terdapat Ruang Pertapaan yang dikhususkan untuk bertapa. Tidak jauh dari ruang pertapaan, ada sebuah kolam kecil dari mata air, masyarakat lokal biasanya datang ke tempat ini untuk membayar nazar. Beberapa meter di samping mata air tersebut sebuah batang bambu melintang di dinding gua yang digunakan untuk menuju ke sebuah ruangan yang berada cukup tinggi dari lantai gua yang disebut Alang. Konon, di Alang dapat dilihat patung perempuan yang sedang menenun.
Tidak hanya itu, di lokasi ini juga pernah ditemukan benda-benda antik berupa balebale (pantar), tembikar, keramik bahkan alat tenun. Di dalam gua ini ada sebuah lorong yang akan mengantar kita menuju perut bumi, penduduk lokal menamakannya “Kamar”. Konon, untuk memasuki ruang tersebut harus ada ritual adat terlebih dahulu.
Mulut gua tidak terlalu besar, tetapi di dalamnya terdapat banyak ruangan yang cukup luas. Di dalam gua erdapat stalagmit dan stalaktit yang merupakan fenomena alam yang sangat mempesona. Ornamen cantik stalagmit dan staglamit di dalam gua ini merupakan yang terbaik di Indonesia. Dengan bentuk yang bervariasi dan unik, semua yang ada di dalam tempat ini mempunyai nilai yang tak tertandingi.
Gua ini diduga pernah menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Sumbawa karena di dalamnya terdapat bilik-bilik yang pernah dihuni. Berdasarkan cerita rakyat Batu Tering, konon gua ini dijadikan tempat pelarian dan persembunyian para penyiar Islam. Selain itu, di dalam gua terdapat Batu Mayat yang menyerupai jasad dua orang manusia terbaring berdampingan di bawah langit-langit goa. Di dalam goa juga terdapat Ruang Pertapaan yang dikhususkan untuk bertapa. Tidak jauh dari ruang pertapaan, ada sebuah kolam kecil dari mata air, masyarakat lokal biasanya datang ke tempat ini untuk membayar nazar. Beberapa meter di samping mata air tersebut sebuah batang bambu melintang di dinding gua yang digunakan untuk menuju ke sebuah ruangan yang berada cukup tinggi dari lantai gua yang disebut Alang. Konon, di Alang dapat dilihat patung perempuan yang sedang menenun.
Tidak hanya itu, di lokasi ini juga pernah ditemukan benda-benda antik berupa balebale (pantar), tembikar, keramik bahkan alat tenun. Di dalam gua ini ada sebuah lorong yang akan mengantar kita menuju perut bumi, penduduk lokal menamakannya “Kamar”. Konon, untuk memasuki ruang tersebut harus ada ritual adat terlebih dahulu.