Bukit Galau

Bukit Galau dahulu dikenal dengan nama Untir Talanak. Dalam bahasan Sumbawa, Untir berarti Bukit, Ta berrarti ini, Lana nama pemilik yang berkelana, sedangkan K diambil dari nama desa tempat tinggal sang pemilik, yaitu Kokarlian. Maka Untir Talanak dapat diartikan Ini Bukit Lana di Kokarlian. Ada juga yang mengartikan bahwa Talanak adalah tempat penggembalaan ternak. Untir Talanak kemudian dipopulerkan oleh masyarakat dengan nama Bukit Galau.

Tempat ini cukup menarik karena letaknya yang sangat strategis dan selalu dijadikan lokasi transit dan persinggahan para pelancong yang melintasinya baik yang hendak menuju Sumbawa Besar, Bima dan NTT begitu juga sebaliknya hanya untuk sekedar menikmati keindahan alam Bumi Pariri Lema Bariri. Para pelancong baik turis domestik maupun mancanegara kerap menjadikan bukit ini sebagai destinasi pilihan utama di Pulau Sumbawa sebelum mereka melanjutkan perjalanan.

Bukit Galau memiliki pesona yang unik dan tak terlupakan, selain menawarkan panorama yang mengagumkan, tempat ini menjadi pusat jalur penghubung hampir semua tempat wisata yang ada di Sumbawa. Di tempat ini para wisatawan dapat menikmati langsung pemandangan eksotik view laut Pulau Kalong dan mentari tenggelam. Tampak pula Gunung Rinjani yang begitu Anggun dan hamparan padang luas.

Bukit Galau juga menyimpan kekayaan alamnya tersendiri. Di kedalaman kurang dari 6 meter telah terdeteksi adanya material logam mulia (emas). Meskipun demikian, kawasan Bukit Galau tidak diperkenankan untuk penambangan, karena memang diorientasikan sebagai objek wisata dan kawasan bisnis kreatif. Bukit ini menjadi poros wisata di Kabupaten Sumbawa Barat.

Bukit Galau juga pernah dijadikan salah satu objek pengambilan lokasi syuting dalam sebuah film drama indonesia berjudul Serdadu Kumbang yang dirilis pada 16 Juni 2011 dengan disutradarai oleh Ari Sihasale. Film ini menceritakan tekad seorang anak di Desa Mantar dalam mengejar mimpinya.

Click to comment