Desa Ende terletak di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Meskipun sama-sama sebagai desa wisata, namun Ende tak setenar Sade. Berlokasi tak jauh dari Bandara dan hanya 5 menit sebelum Desa Sade. Tidak banyak wisatawan yang datang kemari. Padahal tempat ini jauh lebih nyaman daripada Sade yang sesak pengunjung.
Ende merupakan dusun yang masih bersifat tradisional. Penduduk dusun ini menjalani aktivitas sehari-hari dengan memegang teguh tradisi yang masih mengakar dari para leluhurnya. Desa ini memiliki luas sekitar 1 hektare dan memiliki keunikan pada bentuk dan bahan baku pembuatan rumah yang dibangun dengan bahan tanah liat dicampur kotoran kerbau menjadi pemandangan di sebuah dusun di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dusun Ende namanya, sebuah dusun yang merupakan tempat tinggal Suku Sasak, suku asli masyarakat Pulau Lombok.
Melihat rumah yang beratapkan alang-alang yang menjadi ciri Suku Sasak tentu menjadi pemandangan yang menarik. Atap rumah yang dibuat miring memang disengaja agar para tamu yang mengunjungi rumah harus menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada sang pemilik rumah. Di Ende, pengunjung dapat melakukan beberapa kegiatan, seperti hunting foto, wisata sejarah, mengenal sejarah suku sasak lombok.
Ada tradisi unik yang dimiliki Suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam tradisi ini, pihak pria membawa lari wanita yang disukainya. Ini dilakukan tanpa diketahui oleh orangtua si wanita. Pelarian yang dilakukan biasanya berlangsung selama 3 hari. Setelah itu, orangtua wanita akan menebus untuk membicarakan kelanjutan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Letaknya tak jauh pula dari Desa Adat Sade. Disini, hanya terdapat 30 kepala keluarga, sementara di Sade komunitasnya jauh lebih besar,. Sayangnya, di Sade nuansanya lebih komersil, karena di pintu masuk Sade dipenuhi beragam pondok yang menjual souvenir dan ramai wisatawan.
Ende merupakan dusun yang masih bersifat tradisional. Penduduk dusun ini menjalani aktivitas sehari-hari dengan memegang teguh tradisi yang masih mengakar dari para leluhurnya. Desa ini memiliki luas sekitar 1 hektare dan memiliki keunikan pada bentuk dan bahan baku pembuatan rumah yang dibangun dengan bahan tanah liat dicampur kotoran kerbau menjadi pemandangan di sebuah dusun di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dusun Ende namanya, sebuah dusun yang merupakan tempat tinggal Suku Sasak, suku asli masyarakat Pulau Lombok.
Melihat rumah yang beratapkan alang-alang yang menjadi ciri Suku Sasak tentu menjadi pemandangan yang menarik. Atap rumah yang dibuat miring memang disengaja agar para tamu yang mengunjungi rumah harus menundukkan kepala sebagai penghormatan kepada sang pemilik rumah. Di Ende, pengunjung dapat melakukan beberapa kegiatan, seperti hunting foto, wisata sejarah, mengenal sejarah suku sasak lombok.
Ada tradisi unik yang dimiliki Suku Sasak, yaitu kawin lari. Dalam tradisi ini, pihak pria membawa lari wanita yang disukainya. Ini dilakukan tanpa diketahui oleh orangtua si wanita. Pelarian yang dilakukan biasanya berlangsung selama 3 hari. Setelah itu, orangtua wanita akan menebus untuk membicarakan kelanjutan hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Letaknya tak jauh pula dari Desa Adat Sade. Disini, hanya terdapat 30 kepala keluarga, sementara di Sade komunitasnya jauh lebih besar,. Sayangnya, di Sade nuansanya lebih komersil, karena di pintu masuk Sade dipenuhi beragam pondok yang menjual souvenir dan ramai wisatawan.